7 Cara Mengatasi Sakit Kepala Bagian Belakang, Ketahui Penyebabnya

Sakit kepala bagian belakang dapat terjadi akibat ketegangan otot leher. Namun sakit kepala bagian belakang berbeda daripada dengan sakit kepala lainnya. Sakit kepala bagian belakang merupakan gejala sakit kepala tegang.

Sakit kepala bagian belakang dapat terasa semakin tegang, terlebih pada saat penderita bangun dari tidur. Bahkan sakit kepala bagian belakang juga bisa menjalar ke beberapa anggota tubuh lainnya.

Misalnya ke pelipis mata, bahu, hingga leher bagian belakang. Sakit kepala bagian belakang dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab yang berbeda-beda. Sebelum mengatasinya, sebaiknya kenali penyebabnya terlebih dahulu agar dapat mengatasi dengan tepat.

Mengenal penyebab sakit kepala bagian belakang

Sakit kepala bagian belakang dapat disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi, selain itu juga kebiasaan gaya hidup yang kurang sehat. Ada juga yang menyebutkan kondisi medis tertentu dapat menyebabkan sakit kepala bagian belakang.

Berikut ini penyebab sakit kepala bagian belakang :

- Tidur kurang teratur, dapat memicu meningkatnya hormon stres kortisol. Hormon tersebut dapat memicu sakit kepala di salah satu bagian kepala. Sehingga dapat memicu sakit kepala setelah seseorang melakukan begadang, dan juga dapat memicu sakit kepala bagian belakang.

- Infeksi dan alergi, infeksi pada umumnya dapat menyebabkan seseorang mengalami flu dan pilek. Infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan dapat menyebabkan sakit kepala bagian belakang.

- Gangguan pada saraf, jika saraf pada sumsum tulang belakang mengalami gangguan yang diakibatkan tekanan terlalu lama. Kondisi ini dapat menyebabkan sakit kepala bagian belakang.

- Berbagai kondisi medis lainnya, ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan sakit kepala bagian belakang. Mulai dari tekanan pada kepala yang sangat kuat, cedera, glaukoma, tekanan darah tinggi, tumor otak, dan stroke.

- Migrain, sebagian besar orang sering menyebut sakit kepala bagian belakang dengan istilah migrain. Pada umumnya kondisi ini terjadi dengan beberapa gejala, yaitu denyut pada kepala, debaran, dan dentuman.

- Stres berlebihan, seseorang dapat mengalami stres yang dapat menyebabkan respon tubuh atau otot menegang dan menurunkan sirkulasi darah. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya sakit kepala bagian belakang. Kelola stres dengan mengalihkan pada hal yang positif, pasalnya stres tidak bisa dicegah.

- Makan kurang teratur, makanan mengandung glukosa yang dibutuhkan oleh otak sehingga membantu otak bekerja secara maksimal. Jika waktu makan dilakukan secara kurang teratur, dapat menyebabkan otak kekurangan glukosa dan kurang optimal. Kondisi ini dapat menyebabkan sakit kepala bagian belakang.

- Minum alkohol secara berlebihan, jenis minuman alkohol dapat memicu pelebaran pembuluh darah. Sebab alkohol mengandung etanol, etanol merupakan senyawa yang dapat memicu terjadinya pelebaran pembuluh darah dan menyebabkan sakit kepala bagian belakang.

- Makanan yang dikonsumsi sehari-hari, kebiasaan mengonsumsi makanan yang memiliki bahan pengawet atau pemanis buatkan dapat menyebabkan sakit kepala bagian belakang.

Itulah beberapa hal atau kondisi yang dapat memicu sakit kepala bagian belakang. Jika penyebabnya sudah dapat diketahui, segeralah untuk mengatasinya. Agar sakit kepala bagian belakang tidak semakin parah.

Cara mengatasi sakit kepala bagian belakang

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sakit kepala bagian belakang, jika secara tiba-tiba datang dan menyerang. Beberapa cara ini bisa digunakan minimal untuk mengurangi rasa nyeri yang terjadi.

Berikut ini cara mengatasi sakit kepala bagian belakang :

1. Meningkatkan minum air putih

Meminum air putih dapat mencegah dehidrasi, mencegah dehidrasi dapat mengatasi sakit kepala bagian belakang. Selain itu juga dapat membuat tubuh tampak kembali lebih segar. Minum air putih lebih banyak dapat mengatasi sakit kepala bagian belakang.

2. Melakukan peregangan ringan

Sakit kepala bagian belakang dapat disebabkan oleh akibat otot bagian leher yang menegang. Hal ini, dapat disebabkan oleh posisi duduk yang terlalu lama. Untuk mengatasi hal ini lakukanlah peregangan secara sederhana, sehingga dapat mengatasi sakit kepala bagian belakang.

3. Istirahat dengan waktu yang cukup

Tubuh membutuhkan waktu istirahat dengan cukup, agar tetap terjaga keseimbangannya. Ketika sakit kepala menyerang secara tiba-tiba, istirahatkanlah tubuh anda dengan rebahan atau menjauhi tempat yang bising. Istirahat dengan cukup dapat mengatasi sakit kepala bagian belakang.

4. Memijat kepala bagian belakang secara perlahan

Jika sakit kepala bagian belakang menyerang secara tiba-tiba, segera lakukan pemijatan kepala bagian belakang. Hal ini dapat mengatasi sakit kepala bagian belakang, minimal dapat mengurangi risiko rasa nyeri yang terjadi.

5. Kurangi waktu bermain gadget

Jika pekerjaan mengharuskan kita menatap layar gadget atau layar komputer lebih lama, maka gunakan kacamata radiasi. Atau mengatur waktu dalam menatap layar laptop, dengan menyelingi kegiatan yang lain. Selain itu juga dapat dengan mengatur posisi duduk yang tepat.

6. Minum obat pereda nyeri

Jika beberapa cara sudah dilakukan namun belum dapat mengatasi sakit kepala bagian belakang, maka bisa mengonsumsi obat pereda nyeri. Obat yang sudah biasa digunakan ialah paracetamol, ibuprofen, dan aspirin. Sebelum mengonsumsinya, perhatikanlah dahulu jenis sakit kepalanya dan selalu baca petunjuk yang tertera pada kemasan sebelum meminumnya.

7. Melatih pernapasan sederhana

Seperti halnya di atas, telah disebutkan salah satu pemicu sakit kepala sebelah kiri ialah karena stres. Salah satu meredakan stres ialah dengan mengatur pernapasan secara sederhana, ambil napas dalam-dalam dan secara pelan-pelan. Hal ini bisa dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman, sehingga dapat mengatasi sakit kepala bagian belakang.

Demikian beberapa cara untuk mengatasi sekitar kepala bagian belakang. Jika beberapa cara telah dicoba, namun belum dapat meredakan rasa nyeri atau mengatasi sakit kepala bagian belakang. Sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

(rian adi kurniawan/nn)